Wednesday, June 23, 2010

Profil Project

Wednesday, June 23, 2010
Pasar Induk Beras (PIB) Lamongan dirancang sebagai pusat pemasaran beras dan produk pangan lainnya yang mampu menjamin ketersediaan komuditas tersebut di Indonesia, khususnya wilayah Jawa Timur dan kawasan Indonesia timur (KTI). PIB Lamongan juga berfungsi sebagai terminal pangan dan media transaksi yang fair antaraprodusen dengan pedagang grosir dan konsumen secara langsung. Dengan demikian, PIB Lamongan bisa berfungsi sebagai buffer sekaligus barometer ketersediaan/stok, harga, dan ketahanan  pangan di KTI dan daerah produsen di sekitar Lamongan, seperti Bojonegoro, Tuban, Mojokerto, Jombang, dan lain-lain.

Seperti diketahui, Lamongan merupakan salah satu sentra produsen beras di Jawa Timur, dengan rata-rata surplus mencapai 640.000 ton per tahun. Secara makro, Lamongan juga memiliki prestasi dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi yang selalu melampaui capaian Jawa Timur dan nasional. Hal ini diperkuat oleh surplus beras yang juga dicapai oleh daerah-daerah sekitar Lamongan. Dari perspektif bisnis, besarnya surplus beras dan produk pangan lainnya di Lamongan dan sekitarnya, mengindikasikan bahwa nilai kapitalisasi bisnis atas komuditas tersebut sangat besar.

Lokasi Lamongan yang berada di lintas jalur pantura yang strategis, memudahkan akses transportasi dari dan ke sentra-sentra penghasil beras lainnya baik di Jawa Tengah maupun Jawa Barat. Karena itu, keberadaan PIB Lamongan merupakan kebutuhan mendesak, tidak saja bagi pengembangan bisnis, tetapi sekaligus sebagai stabilitas dan ketahanan pangan secara nasional, khususnya di KTI.

Salah satu kelebihan PIB Lamongan adalah, proyek ini tidak sekadar menjual fisik bangunan, tetapi sekaligus dilengkapi pengoperasian sistem jaringan pemasaran dan distribusi beras serta produk pangan lainnya. Untuk maksud tersebut, PIB Lamongan dikelola oleh Badan Pengelola khusus yang bekerja secara profesional. Badan ini juga menjembantani kepentingan, baik pemasok, pedagang grosir penghuni PIB Lamongan, maupun pedagang lainnya di KTI.

Secara real time Badan Pengelola ini juga menyiapkan data base terkait stok dan permintaan beras dan produk pangan lainnya, juga mempromosikan pengelolaan PIB Lamongan ke berbagai media, baik cetak maupun elektronik, bahkan lewat media internet melalui web site. Ini yang membedakan PIB Lamongan dengan Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta yang pengelolaannya seperti pasar konvensional.


0 comments:

Post a Comment